Padatape singkong, kandungan alkoholnya mencapai 13,33% hingga 14,67%. Sementara pada Bir kandungan alkoholnya mencapai 3,50% hingga 3,31%, Wine 7,85% hingga 14,80%. Pada Brendy, 33,10% dan pada Whisky 337,0%. Akan tetapi, pada kenyataannya, meski mengandung alkohol mengonsumsi tape tidak menyebabkan mabuk, layaknya mengonsumsi bir dan wine Apalagibagi pemula yang ingin belajar agama Islam dari sebuah kisah inspiratif, maka novel Islammu Adalah Maharku bisa jadi rekomendasi novel romance islami yang bisa dibaca Jika kita biasanya kita bisa menikmati kisah romantis yang terkadang tidak relate dengan keyakinan kita, maka novel ini memberi perspektif nilai dan pelajaran yang bisa diambil oleh pembaca. Budayaseni Amerika Serikat melampaui film dan acara televisi Tujuan dari paragraf argumentasi yakni untuk meyakinkan serta mempengaruhi pembaca agar mempunyai pendapat yang sama dengan pendapat penulis Sementara sumber belajar yang lain seperti orang lain, teman, buku, majalah, surat kabar, film, radio dan lain-lainnya hanyalah pelengkap atau Penulispunya 1,1 rb jawaban dan 1,3 jt tayangan jawaban 2 thn. Pria yang suka baca novel menurut pandangan saya termasuk golongan cowok yang menarik sebagai teman mengobrol, enak untuk diajak berdiskusi karena berwawasan luas, dan open minded. Sedikit cerita, saya memang bukan bibliophila atau bookworm, tetapi pernah ada suatu masa dimana saya Berikutini adalah rekomendasi drama Taiwan romantis yang dijamin bikin hati kamu berbunga-bunga. Keep scrolling, Bela! 1. Iron Ladies (2018) Mengungkap kisah cinta di balik para wanita yang punya karir sukses, Iron Ladies' bisa jadi tontonan yang menyegarkan, nih, Bela. Drama ini bercerita soal tiga orang wanita yang sudah menginjak usia 30-an Penasihathukum Habib Rizieq, Aziz Yanuar mengungkap bahwa Habib Rizieq kini menempuh masa percobaan dengan status tahanan kota. Usut punya usut, Aziz mengungkap bahwa seharusnya HRS bebas murni pada 10 Juni 2024. "Sebenarnya kan memang bebas murninya ini Juni 2024 tanggal 10, akan tetapi karena ini ada pembebasan bersyarat, ada percobaan satu JikaAnda gemar membaca kisah romantis dengan latar cerita yang dewasa, novel karya Sophie Kinsella ini patut Anda masukkan ke dalam daftar! 7. Second First Impressions oleh Sally Throne. Sebagai karyawan tetap di kantor terdepan Vila Pensiun Providence, Ruthie Midona menghabiskan sebagian besar waktunya menunggu Parloni Sisters. hujanbulan juni dear nathan hingga dilan 1990, cerita romantis islami akan ditemukan pada setiap keping susunan cerita yang telah asma nadia sajikan dalam novel tersebut hingga arini berhenti berlari tak lagi menghindar dari luka begitulah asma nadia meng, 0852 9070 8928 novel cinta romantis novel terbaru gramedia RFVyPq. August 10, 2022 317 pm . 3 min read Bagaimana hukum membaca novel romantis dalam islam? Banyak pembaca novel khususnya genre romantis yang sampai baper. Bahkan dalam novel tersebut ada banyak digambarkan adegan percintaan. Bagi kamu yang orang muslim pasti ada rasa bersalah atau bertanya-tanya soal hukum membaca novel romantis seperti ini. Hukum Membaca Novel Romantis Dalam Islam Membaca novel menurut hukum Islam diperbolehkan namun dengan tujuan yang memang baik. Seperti menambah pengetahuan, menghilangkan penat, atau mengisi waktu luang. Selain itu, tergantung juga pada jenis novel yang dibaca. Khusus untuk novel bergenre romantis, kita harus selektif memilih bacaannya. Kenapa karena hal ini bisa menjadi sesuatu yang dilarang. Novel romantis dengan adegan percintaan hukumnya harus dihindari. Karena hal tersebut mendekati perbuatan zina yang dilarang keras dalam Islam. Menurut beberapa referensi yang saya kumpulkan dari berbagai sumber seperti keduanya mengerucut pada hukumnya yang sama, yaitu 1. Membaca Novel Boleh Membaca novel itu diperbolehkan, bagi siapapun yang suka membacanya dengan niat untuk menambah wawasan atau mengisi waktu luang. Selain itu bacaannya pun tidak mengandung unsur pornografi. Serta tidak pula mengajak atau mengajarkan pada hal-hal yang dilarang oleh hukum agama Islam. 2. Membaca Novel Romantis Makruh Hukum kedua bisa jadi makruh atau lebih baik dihindari jika novel yang dibaca itu membuat kamu lupa waktu, serta mengandung adegan pacaran membuat kamu berfantasi. Hal tersebut merupakan perbuatan yang mendekatkan kamu pada perbuatan zina. Hal semacam ini jelas dilarang berdasarkan firman Allah dalam QS. Al Isra 32 وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً Artinya “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” QS. Al Isra 32 3. Membaca Novel Romantis Bisa Jadi Haram Membaca novel akan menjadi haram jika apa yang kamu baca ini memiliki teks atau narasi pornografi yang dijelaskan secara gamblang dam membuat kamu berfantasi pada perzinahan. Hal semacam ini sudah jelas dilarang dalam Islam. Dalilnya masih sama seperti di QS. Al Isra 32. Dalam ayat ini jelas dikatakan bahwa kita dilarang mendekati hal-hal yang dapat mendekatkan kita pada perzinahan. Penutup Kata Jadi bagaimana hukum membaca novel romantis dalam islam? Semuanya tergantung pada konteks dan jenis novelnya. Bisa saja boleh, makruh atau bahkan bisa menjadi haram. Kesimpulannya Jika novel atau puisi romantis menyerukan reformasi sosial, mengungkapkan perasaan luhur dan menyerukan cinta terhadap sesama manusia dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan, maka novel semacam itu diperbolehkan membaca novel romantis jika isinya menghasut pembaca untuk melakukan maksiat atau mengandung sesuatu yang bertentangan dengan akidah Islam. قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ ﴿٣٠﴾وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا Artinya “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya.” QS. An Nuur 30 – 31 Adapun membaca novel-novel atau kisah-kisah yang didalamnya tidak terdapat hal-hal yang dilarang agama. Seperti kemusyrikan, ajakan berbuat maksiat baik secara eksplisit maupun implisit, kedustaan, pornografi atau lainnya yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, maka dibolehkan selama tidak mengabaikannya dari kewajiban-kewajibannya. Apa Hukum Cerita Fiksi? dan Bagaimana Hukumnya Seorang Penulis Fiksi Islami? Pertanyaan بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ Bagaimana hukumnya, bagi seseorang yang berprofesi sebagai penulis fiksi Islam ? Apakah benar buku2 fiksi yang berkisah tentang Islam itu akan ditanya Allah kelak di akhirat? Meski cerita itu menginspirasi orang muslim, dan memotivasi semangat beribadah? Syukron. Yani di Depok, Sahabat BiAS T03 G-31 Jawaban وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ بِسْـمِ اللّهِ Saudaraku sekalian yang mencintai Sunnah dan dicintai oleh Alloh, pertama-tama kita bagi dulu pembahasan ini agar terperinci, antara tinjuan umum dan tinjauan khusus. Tinjauan umum ini bersifat universal, dari sisi penulis ataupun pembaca, juga dari sisi proses penulisan ataupun proses membacanya. Adapun tinjauan khusus adalah dri sisi efek atau akibat dari penulisan atau pembacaan cerita fiksi tersebut. Secara makna, fiksi adalah tindakan mengada-ada, tidak nyata, dusta atau manipulatif. Dengan kata lain sesuatu yang berkebalikan dengan kenyataan. Kita pun telah dijelaskan dalam hadits bahwa membuat orang terhibur melalui sesuatu yang dusta adalah hal terlarang وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ “Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” [HR Abu Daud 4990 dan Tirmidzi 3315]. Islam sendiri adalah agama yang sangat mengutamakan kejujuran dalam semua hal, karena islam menganggap kejujuran dan sikap apa adanya adalah sesuatu yang mahal, sebagai sebuah wasilah ke surga. Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda; عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Alloh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Alloh sebagai pendusta.” [Muslim 2607, Abu Dawud 4989, Tirmidzi 1971] Adapun jika itu adalah cerita islami yang menanamkan akhlaq, budi pekerti atau nilai nilai islami lainnya maka ada silang pendapat dikalangan ulama, dan sejauh pengamatan kami belum ada yang mengharamkan secara mutlak dari ulama jika tujuannya untuk penanaman akhlaq, dan tidak membawa efek negatif terhadap syari’at bagi pembaca. Ada sebagian ulama yang memakruhkan, adapula ulama yang membolehkan. Yang membolehkan dan ini yang kami cenderung padanya berhujjah dengan hadits tatkala Rosululloh sholallohu alaihi wasalaam mempersilahkan para sahabatnya untuk menyampaikan kisah-kisah Bani Israil. Beliau sholallohu alaihi wasallam bersabda dalam haditsnya ; “حدثوا عن بني إسرائيل ولا حرج” “Sampaikanlah cerita-cerita yang berasal dari Bani Israil dan itu tidaklah mengapa” [HR Abu Daud 3177] Bahkan dalam riwayat Ahmad, yang dishohihkan Al-Albani disebutkan dengan tambahan kandungan yang menarik; فإنه كانت فيهم الأعاجيب رقم 2926 – المجلد الثاني – القسم الثاني “Karena sesungguhnya dalam cerita-cerita itu Bani Israil terkandung cerita-cerita yang menarik” [Silsilah Ash-Shohihah 2926] Dan sebagaimana yang kita ketahui bahwa cerita dari Bani Israil tidaklah semuanya benar, namun para ulama mengatakan bahwa hadits diatas menunjukkan bolehnya mendengarkan cerita-cerita Bani Israil yang menarik sekedar untuk hiburan, bukan untuk berdalil atau hujjah. Dalam artian hanya untuk refreshing, menghilangkan penat atau kegundahan hati, bukan sebagai dalil dan alasan untuk beramal. Hadits di atas juga disimpulkan oleh sebagian ulama untuk menunjukkan bolehnya mendengar atau membaca cerita-cerita yang unik dan menarik dengan tujuan hiburan dengan syarat cerita tersebut belum pasti kebohongannya. Sedangkan jika cerita tersebut sudah pasti kebohongannya maka boleh diceritakan jika tujuannya untuk membuat permisalan, sebagai nasihat dan menanamkan sifat-sifat positif seperti adil, berani dan bertanggung jawab, baik tokoh dalam cerita tersebut manusia ataupun hewan asalkan semua orang yang membacanya pasti faham bahwa cerita tersebut hanya sekedar imajinasi atau karangan semata. Inilah pendapat Ibnu Hajar al Haitaimi, seorang ulama syafi’iyyah. Syeikh Utsaimin rohimahulloh ketika ditanya perihal orang-orang yang intens dalam masalah adab menulis sebuah buku dengan bahasa memukau yang mampu menggugah para pembaca, dan didalamnya terdapat cerita-cerita khayalan atau fiksi, maka beliau pun menjawab; لا بأس بذلك إذا كان يعالج مشاكل دينية أو خُلقية أو اجتماعية ، لأن ضرب الأمثال بقصص مفروضة غيرواقعة لا بأس به ، حتى أن بعض العلماء ذكر ذلك في بعض أمثلة القرآن الكريم أنها ليست واقعة لكن الله ضربها مثلا ، مثل قوله ” ضرب الله مثلا رجلين أحدهما أبكم لا يقدر على شيء وهو كلّ على مولاه أينما يوجّهه لا يأت بخير هل يستوي هو من يأمر بالعدل وهوعلى صراط مستقيم “. ] فتاوى نور على الدرب الحلقة 716] “Tidak mengapa dengan itu jika dapat menyembuhkan berbagai permasalahan agama, akhlaq, ataupun kemasyarakatan. Sebab menyampaikan permisalan dengan kisah-kisah yang tak nyata tidak mengapa, boleh. Bahkan sebagian ulama menyampaikan dengan beberapa permisalan yang disampaikan Al-Quran itu tidaklah nyata, hanya sebuah permisalan dari Alloh. Seperti dalam firman-Nya; وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلٗا رَّجُلَيۡنِ أَحَدُهُمَآ أَبۡكَمُ لَا يَقۡدِرُ عَلَىٰ شَيۡءٖ وَهُوَ كَلٌّ عَلَىٰ مَوۡلَىٰهُ أَيۡنَمَا يُوَجِّههُّ لَا يَأۡتِ بِخَيۡرٍ هَلۡ يَسۡتَوِي هُوَ وَمَن يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَهُوَ عَلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ “Dan Alloh pun membuat perumpamaan, dua orang lelaki, salah satunya bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?”” QS An-Nahl 76 Syeikh Ibnu Jibrin rohimahulloh pun menjawab dengan jawaban yang senada, ketika ditanya tentang teks bacaan dalam buku pelajaran ta’bir yang mayoritasnya adalah cerita fiksi إذا عرف الحاضرون أنها قصص خيالية ابتكرها الكاتب، أو القاص لشحذ أذهان الطلاب واجتذاب أفهامهم وضرب الأمثلة لهم فلا بأس بها فقد أقر العلماء القصص المؤلفة كما في مقامات بديع الزمان الهمذاني ومقامات الحريري ونحوها.. Beliau mengatakan, “Jika para hadirin mengetahui bahwa kisah tersebut adalah fiksi yang dibuat oleh penulis atau pendongeng, dengan tujuan menarik perhatian dan pemahaman para hadirin atau sebagai permisalan maka hukumnya adalah tidak mengapa. Karena para ulama pun telah menetapkan bolehnya cerita fiksi seperti yang terdapat dalam buku Maqamat karya Badiuz Zaman Al-Hamdzani dan Maqamat karya Al-Hariri, serta buku-buku semisalnya..” Namun beliau juga memberikan nasihat pada akhir penjelasannya tentang keutamaan mengambil ibroh dari kisah nyata;.. مع أنه يُفضل أن يبحث عن قصص واقعية يصوغها بعبارته ويظهر ما فيها من المعاني والفوائد “Walaupun yang lebih baik adalah mencari cerita-cerita nyata yang disampaikan dengan bahasa sendiri, kemudian disampaikan pesan atau faidah yang terkandung dibalik cerita tersebut”. Dari pemaparan diatas, baik itu hadits ataupun perkataan ulama, kami dapat simpulkan bahwa tidaklah terlarang untuk membaca ataupun menulis buku cerita fiksi inilah yang kami sebut dengan tinjauan umum, namun dengan 3 syarat berikut ini; a. Semua orang yang membacanya paham dan sadar bahwa cerita itu hanyalah fiksi. b. Tujuan penulisan cerita itu adalah niat yang baik, penanaman akhlak mulia seperti; adil, berani, tanggung jawab, dan lain-lain. c. Bukan sebagai dalil atau hujjah. Adapun tinjauan khusus yakni dari sisi efek bagi orang yang menekuninya, hukumnya pun berbeda-beda, selain poin yang disebutkan diatas, jika kegiatan membaca atau menulis kisah fiksi ini justru membuat seseorang lalai dari perkara yang hukumnya wajib, maka kegiatan ini hukumnya haram. Dan jika kegiatan menulis atau membaca ini melalaikan seseorang dari perkara yang hukumnya sunnah maka kegiatan ini hukumnya makruh. Karena termasuk bisikan syeitan adalah membuat seseorang mudah meninggalkan yang sunnah dan lebih memilih yang mubah, bahkan makruh. Wal’iyyadzubillah. Dan berkenaan tentang hisab, tentu saja semua yang kita lakukan akan dihisab oleh Alloh, tidak terkecuali menulis cerita fiksi, sebagus dan semulia apapun isinya tak kan ada yang luput dari hisab-Nya. Sebagaimana tercantum di beberapa tempat dalam firmanNya; فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ – وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula. QS Al-Zalzalah 7-8 إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ – ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ Sesungguhnya kepada Kamilah mereka akan kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. Al-Ghasyiyah 25-26 يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا ۚ أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ Pada hari ketika mereka dibangkitkan Alloh semuanya, lalu diberitakanNya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Alloh mengumpulkan mencatat amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan sejatinya Alloh Maha Menyaksikan segala sesuatu. QS Al-Mujaadilah 6 الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. QS Yaasin 65 الْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ Pada hari ini, tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sejatinya Alloh amat cepat hisabnya. QS Al-Mu’min 17] Karenanya saudaraku, mari kita isi hidup kita dan juga amal perbuatan kita, dengan amalan-amalan terbaik yang mampu kita lakukan. Berani meninggalkan yang baik untuk mendapatkan yang lebih baik. Tidak mencukupkan dengan yang baik, jika ada sesuatu yang lebih baik. Wallohu A’lam Wabillahit Taufiq Home Update Senin, 15 Agustus 2022 1530 WIB Share Ilustrasi membaca buku. Sahijab Update – Membaca buku atau novel romantis memang menjadi salah satu hobi yang menyenangkan, bagi mereka yang bosan dengan dunia teknologi. Selain itu, buku atau novel juga memberikan imajinasi yang kuat dalam menjadikan tokoh-tokoh yang tertulis di dalamnya. Namun tidak sedikit novel yang saat ini beredar memiliki 'adegan syur' di dalamnya, meskipun beberapa tidak sampai vulgar. Hal tersebut biasanya ditambahkan untuk memberikan 'bumbu' pada tulisan, sehingga menghilangkan rasa bosan saat bagaimana dengan ajaran agama Islam dalam memandang bacaan seperti itu, dan apa hukumnya jika terus dilakukan? Bahkan tidak sedikit ada beberapa adegan yang menampilkan tokoh homoseksual, lesbian atau adegan syur lainnya yang membuat pembaca betah berlama-lama membaca. Baca Juga Haram Melakukan Tiga Hal Ini di Bulan Muharram, Wajib Tahu! Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu harus dari ahlinya, dan Anda harus tahu hukum dari bacaan tersebut. Dikutip Sahijab dari laman About Islam, Sheikh Mustafa Umar, Presiden Universitas Islam California, memberikan pernyataan jika Anda sedang membaca novel dengan adegan seperti Sheikh, diharamkan bagi umat Islam untuk membacanya. Ini karena pikiran kita bisa terpengaruh terhadap bacaan tersebut, dan bisa memiliki keinginan untuk melakukannya. "Diharamkan bagi umat Islam untuk membaca sesuatu yang mengagungkan dan mengagungkan dosa karena hal ini berpengaruh besar pada pikiran," tulis Sheikh Mustafa Umar. Berita Terkait Perlu Diketahui, Hukum dan Syarat Patungan Sapi untuk Kurban Idul Adha Bahaya! Jangan Makan Makanan Pedas Sebelum Tidur Saudi Luncurkan Proyek Perluasan Masjidil Haram Viral Matahari Terbit dari Barat, Ilmuwan Beberkan Jawaban Sheikh Mustafa Umar Membaca Buku Novel Romantis Sahijab Update Homoseksual